Rangkaian Buket Bunga Pada Pesta Pernikahan
Di dalam suatu pesta pernikahan, tentu banyak sekali hal yang menyenangkan yang bisa dilakukan. Baik itu oleh kedua mempelai atau oleh para tamu undangan yang hadir. Ada satu hal yang biasa dilakukan mempelai wanita yang sudah menjadi mitos dari dahulu, yaitu melempar rangakaian bunga. Mengapa ya tradisi ini biasa dilakukan?
Rangkaian bunga buket pernikahan yang digenggam oleh pengantin adalah symbol dari kesuburan dan keindahan yang dibawa oleh mempelai wanita. Biasanya rangkaian bunga tangan ini berisi berbagai macam jenis bunga yang biasa dipilih sesuai thema dengan warna bunga yang bisa dipilih sesuai selera. Namun beberapa orang beranggapan, bunga pengantin warna putih lebih dominan karena semakin memperkuat simbolisme kesuburan yang terbangun dari rangakaian bunga buket pengantin tersebut.
Setelah acara pesta usai, biasanya pengantin wanita akan memelakangi para tamu undangan dan melemparkan rangkaian bunga tersebut tepat kearah para tamu undangan yang berkumpul bersiap untuk menangkap rangkaian bunga yang dilempar oleh sang mempelai wanita. Di saat seperti ini, para tamu wanita, utamanya yang belum menikah akan berlomba-lomba untuk mendapatkan rangkaian bunga tersebut.
Karena menurut mitos yang ada di kalangan masyarakat, wanita yang bisa menangkap rangkaian bunga buket yang dilempar oleh pengantin tersebut akan segera melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang mereka idamkan. Bagaimana dengan yang masih single atau jomblo? Beberapa orang juga percaya, jika yang masih single atau jomblo mendapatkan rangkaian bunga buket tersebut, mereka juga akan segera mendapatkan seorang kekasih yang didambakan oleh hatinya, dan bahkan akan langsung menikahinya.
Terlepas dari apakah hal itu mitos atau fakta adanya, belum ada yang tau pasti kapan pertama kali tradisi ini dimulai dan di mana. Namun situs wisegeek.org menuliskan bahwa, tradisi ini sudah ada semenjak abad pertengahan. Di situs ini pula menyebutkan, bahwa ajang menangkap bunga tangan yang dilempar oleh sang pengantin wanita bisa jadi sumber kekacauan dan kekerasan di pesta pernikahan. Wah, jadi apakah Anda masih percaya pada hal ini?